Setiap perusahaan pastilah
memiliki desain jaringan sendiri terkait dengan rantai pasok dari perusahaan.
Dalam menentukan desain jaringan rantai pasoknya, terdapat beberapa
keputusan-keputusan yang dihasilkan antara lain :
- Keputusan tentang lokasi fasilitas produksi,
gudang dan dimana akan membeli bahan baku
- Peran fasilitas: apa peran tiap fasilitas?
Proses apa yang dilakukan di setiap fasilitas?
- Alokasi kapasitas: berapa besar kapasitas yang
dialokasikan di setiap fasilitas?
- Keputusan tentang aliran produk atau barang pada
fasilitas-fasilitas tersebut
- Alokasi pasar dan supply: pasar apa yang harus dilayani setiap fasilitas? Sumber supply mana yang harus memasok setiap
fasilitas?
- Keputusan outsourcing:
apakah mengerjakan sendiri suatu kegiatan tertentu atau mensubkontrakkan ke
pihak lain.
Network dalam supply chain management |
Sebagai sebuah
Supermarket, pastilah BLK memiliki
jaringan khusus terkait dengan rantai pasok yang berjalan di BLK. Hal ini
berhubungan dengan proses bisnisnya yaitu menyediakan berbagai macam produk demi untuk
memenuhi keinginan pelanggan-pelanggannya. BLK sendiri menjual berbagai macam
produk seperti Fresh Food, barang kebutuhan
sehari-hari (seperti detergen, sabun, alat mandi, bumbu masakan, makanan
ringan, roti), dan alat-alat rumah tangga. Selain itu BLK juga menyediakan
pakaian, kosmetik, alat tulis, CD/kaset dan berbagai macam kebutuhan lainnya.
Dengan banyaknnya jenis barang-barang tersebut, BLK juga menyediakan berbagai
macam merk untuk masing-masing jenis barangnya. Dengan demikian perusahaan BLK
pastilah memiliki banyak sekali supplier
untuk barang-barang yang dijualnya dan tentu saja suppliernya berasal dari berbagai macam tempat.
Pak AJ,
narasumber kami menjelaskan secara umum mengenai network yang ada di BLK. Dalam network
nya terdapat supplier yang tersebar
dimana-mana, BLK sendiri dan lalu langsung ke tangan konsumen. Hal ini dirasa
tidak terlalu kompleks karena BLK tidak membuka cabang sehingga tidak ada alur
yang mengharuskan BLK mengirimkan barangnya ketempat lain. Alur berhenti pada
BLK itu sendiri untuk kemudian produk-produknya dibeli oleh kustomer. BLK juga
tidak perlu menentukan harus membuka fasilitas (cabang) dimana lagi agar
distribusinya hemat karena memang hanya ada satu BLK saja di Surabaya.
Dalam
berhubungan dengan para supplier-nya
yang banyak dan ada dimana-mana itu, BLK tidak menggunakan sistem khusus
seperti pada, misalnya SAP yang mendata supplier-suppliernya. Pencatatannya masih
dilakukan secara manual. Untuk berkomunikasi dengan supplier pun, BLK masih menggunakan fasilitas telepon atau bertatap
muka langsung dengan supplier-nya. Penanggung jawab dari BLK sendiri dalam
berhubungan dengan supplier pun
dibagi-bagi. Narasumber kami, Pak AJ merupakan penanggung jawab untuk masalah
barang supermarket seperti pengadaan termasuk juga berhubungan dengan suppliernya. Ada juga yang bertanggung
jawab untuk barang berupa pakaian-pakaian, kosmetik, alat tulis dan lain
sebagainya. Sehingga supplier-supplier dari masing-masing jenis barang
langsung berhubungan dengan penanggung jawab sesuai dengan jenis barang yang
menjadi tanggung jawabnya baik itu melalui telepon maupun tatap muka langsung.
Sekian
analisis kami mengenai network yang
ada BLK. Untuk analisis aspek yang lain, nantikan postingan kami berikutnya :D.
0 komentar:
Posting Komentar