Untuk
postingan pertama ini, ijinkanlah
kami memperkenalkan diri terlebih dahulu. Kami adalah :
1.
Devita Swadani Dwi Nelasari (Devita) - 5211100006
2.
Yoshita Ayu Saraswati (Yoshita) - 5211100007
3.
Eka Novita Sari (Eka) - 5211100016
4.
Aditya Putra Prasetyo (Adit) - 5211100074
5.
Emilia Yulisita (Sita) - 5211100168
yang
merupakan mahasiswa Jurusan Sistem Informasi ITS semester 5 yang tengah
mengambil mata kuliah Manajemen Rantai Pasok. Terkait dengan tugas akhir (final project) untuk mata kuliah
tersebut, yaitu mengidentifikasi permasalahan pada suatu perusahaan yang
berhubungan dengan rantai pasok dan menawarkan solusi TI terhadap permasalahan tersebut,
sebagai tahapan awal kami mulai merencanakan perusahaan mana yang akan dituju.
Supply Chain Management |
Pada tahapan penentuan survey ke perusahaan yang akan dijadikan
objek dalam final project kami, ada
dua kandidat perusahaan, yang satu merupakan perusahaan retail dan yang satu lagi adalah perusahaan wholesale. Perusahaan retail
yang menjadi salah satu kandidat ini terletak di daerah Mulyosari, yang
merupakan salah satu retail yang
sudah cukup dikenal dengan baik oleh warga sekitar daerah tersebut. Sedangkan
untuk kandidat perusahaan yang lainnya, adalah salah satu perusahaan wholesale yang bisa dikatakan sudah
cukup besar yang terletak di daerah Sidoarjo. Berdasarkan dua kandidat tersebut, setelah melakukan
pertimbangan, akhirnya kami memutuskan untuk melakukan survey ke perusahaan wholesale tersebut karena salah satu
anggota kelompok kami memiliki kenalan di perusahaan tersebut.
Perjalanan pertama pun dimulai, pada
tanggal 10 Desember 2013, pada suatu siang yang panas, kami berangkat bersama
menuju Sidoarjo setelah membuaat janji dengan tante Adit sebelumnya.
Setelah menjalani perjalanan selama ±30 menit, sampailah kami pada suatu
supermarket besar yang ada di Sidoarjo yakni LM (nama disamarkan). Setelah
sampai di tempat, Adit menelepon tantenya yang merupakan salah satu manajer di
supermarket tersebut untuk langsung melakukan wawancara. Kebetulan pada saat
itu, tante Adit sedang ada meeting,
jadi kami harus menunggu selama beberapa menit. Sembari menunggu,
kami memutuskan untuk berjalan memutari supermarket tersebut.
Tak lama kemudian, tante Adit menelepon dan meminta kami untuk menemuinya di bagian fresh food. Akhirnya kami dapat melakukan wawancara langsung dengan tante Adit, yang bernama Ibu SD yang merupakan Manajer bagian Purchasing. Dan dimulailah wawancara kami…
Kelompok kami mengitari produk-produk yang dipajang di wholesale tersebut |
Tak lama kemudian, tante Adit menelepon dan meminta kami untuk menemuinya di bagian fresh food. Akhirnya kami dapat melakukan wawancara langsung dengan tante Adit, yang bernama Ibu SD yang merupakan Manajer bagian Purchasing. Dan dimulailah wawancara kami…
Penjelasan
yang diberikan Ibu SD sangat lengkap dan jelas. Beliau menceritakan alur rantai
pasok yang dimiiki oleh LM sendiri. Aliran rantai pasoknya berbeda antara
pembelian fresh food dan dry food. Fresh food sendiri dipesan langsung setiap
harinya untuk menjaga kesegaran dari bahan makanan. Namun pemesanan tersebut
masih dilakukan via telepon. Hal ini dikarenakan para supplier fresh food yang bekerjasama dengan LM tidak tergabung dalam B2B pada sistem LM sendiri.
Lain halnya dengan dry food, makanan-makanan dengan merk nasional tersebut
dipasok dari supplier-supplier yang sebagian besar telah tergabung dalam B2B
pada sistem yang dimiliki oleh LM. Selain itu, dalam strategi penjualannya, LM
memiliki prinsip bahwa mereka akan terus menjaga harga dari barang-barang yang
mereka jual agar harganya sama dengan harga pasar. Selain itu, karena mayoritas
dari customer mereka adalah pihak Hotel, Restoran, dan Katering, mereka
memiliki promo tersendiri bagi ketiga customer potensial tersebut yakni Horeka
Deals. Dan dari penjelasan Ibu SD yang panjang mengenai rantai pasok yang ada
dalam LM, kami menilai bahwa tidak terlalu banyak masalah yang dihadapi oleh
LM. Ibu SD pun bercerita bahwa tidak banyak permasalahan yang mereka hadapi, terkadang
hanya sekedar peletakan barang oleh customer yang tidak pada tempatnya sehingga
jumlahnya beda dengan yang tercantum di sistem. Hal ini karena mereka telah
difasilitasi sebuah sistem khusus untuk konsumsi LM sendiri yang diadaptasi
langsung dari Korea yakni GMD.
Sistem tersebut memang sudah dirancang khusus untuk kebutuhan LM sendiri,
sehingga tidak perlu lagi membeli software dari pihak luar. Kami sempat
ditunjukkan sistem tersebut, dimana supplier-supplier dari LM dapat dimudahkan
jika bergabung dengan B2B yang dimiliki oleh sistem. Banyak keuntungan yang
didapatkan oleh LM dan supplier jika bergabung dengan B2B, mereka dapat saling
mengetahui informasi antar supplier serta informasi stok yang dimiliki oleh LM.
Dan memang sangat terlihat bahwa sistem tersebut sudah bagus untuk menunjang
kegiatan bisnis dari LM.
Dan berikut adalah dokumentasi kami dengan Ibu SD :D
Dan berikut adalah dokumentasi kami dengan Ibu SD :D
Setelah wawancara
selesai, kami bingung… Kok LM sudah bagus sekali sistemnya? Lalu apa yang harus
kami benahi lagi dari sistem tersebut???
Dan kami
berkesimpulan bahwa memang LM merupakan wholesale yang besar, sudah sepantasnya
mereka memiliki sistem yang bagus. Setelah itu kami memutuskan, bahwa kami
membutuhkan “another journey” untuk menemukan perusahaan lain yang lebih kecil
untuk dapat kami cari permasalahan rantai pasoknya dan kami berikan solusi TI
yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Lalu…
kemana kami selanjutnya? Temukan jawabannya di postingan kami berikutnya ;)
Credit : picture retrieved from http://blog.go2tigers.com/supply-chain-management-systems/
Credit : picture retrieved from http://blog.go2tigers.com/supply-chain-management-systems/
0 komentar:
Posting Komentar